Hallo.
1. Ada berbagai macam pilihan instrumen investasi diluar sana. Untuk memilih yang pas, kamu perlu mengenal profil diri kamu agar sesuai dengan jenis investasi yang ada. Jadi sebelum menentukan jenis investasi yang terbaik, kamu perlu menentukan tujuan kamu berinvestasi apakah untuk jangka pendek (dibawah 5 tahun), jangka menengah (5-10 tahun), atau bahkan jangka panjang (diatas 10 tahun).
Apakah kamu tipe orang yang suka dengan explorasi sehingga berani ambil resiko tinggi (high risk, high return) atau cari yang aman & stabil (low risk, low return).
Sebagai pemula yang ingin belajar tentang investasi dengan jangka pendek kamu bisa pilih deposito bank, reksadana atau obligasi pemerintah (ORI).
Namun, jika kamu memiliki tujuan jangka panjang kamu bisa memilih investasi emas batangan sebagai investasi yang tergolong aman dan stabil.
2. Untuk menentukan porsi tabungan, perlu kamu ketahui bahwa porsi menabung yang ideal adalah minimal 20% dari income/gaji yang kamu terima. Ini termasuk tabungan dana darurat, asuransi (pemerintah-BPJS atau asuransi swasta yang bisa kamu pilih di pasaran sesuai dengan kebutuhan kamu saat ini), dan terakhir adalah porsi investasi. Investasi ini dapat berupa investasi liquid & juga investasi non-liquid.
Investasi non-liquid yang dimaksud saya ilustrasikan seperti modal yang dipakai untuk meningkatkan sebuah potensi/nilai. Kebanyakan orang menggunakannya untuk modal bisnis untuk tambahan income, atau menggunakannya untuk investasi “leher ke atas” seperti mengambil kuliah S2, sertifikasi, dll yang dapat meningkatkan daya jual & income kamu sebagai profesional.
3. Dana pensiun bisa kamu ambil dari porsi investasi no#2 diatas tadi. Selain menabung DPLK dari kantor, kamu juga dapat membuka asuransi jiwa syariah yang menjamin uang kembali jika sampai batas waktu yang ditentukan nasabah belum tutup usia.
Sebagai tambahan pengetahuan, investasi harus disertai dengan pengelolaan keuangan yang bijaksana dari tahun ke tahun. Karena berapapun banyaknya uang yang kita miliki nanti akan tetap terasa kurang jika kita tidak belajar untuk merasa puas dengan apa yang ada pada kita.
So, selamat berinvestasi dengan bijaksana! 🙂
Regards,
Wulan Siahaan, CFP