Hallo Maria,
Kamu bisa pakai guidance ini untuk mengelola keuangan rumah tangga kamu:
100% INCOME (Gabungan) = 10% IBADAH/SOSIAL + 20% TABUNGAN + 30% HUTANG KPR + 40% PENGELUARAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI.
Porsi masing2 diatas perlu dilakukan berdasarkan urutan yang tertulis diatas, dan perlu disiplin yang konsisten untuk menjalankannya.
#. PORSI SOSIAL. Ini bisa dipakai untuk kamu membantu orang lain, misalnya wakaf (kaum moslem), perpuluhan (kaum nasrani), donasi ke rumah ibadat, dsb. Sebagai manusia beragama kita percaya bahwa mengelola uang adalah salah satu wujud ibadah kita kepada Tuhan.
#. PORSI TABUNGAN. Prioritas utama adalah menabung dengan tujuan memiliki Dana Darurat sebesar 3-6 bulan untuk karyawan (income tetap) atau 12 bulan untuk pengusaha (income tidak tetap). Jumlah yang dimaksud adalah sesuai dengan jumlah biaya kebutuhan hidup sehari-hari setiap bulan. Jadi, jika kebutuhan hidup kamu sebesar Rp 5 juta, maka kamu perlu menabung dana darurat sebesar:
3 bulan x Rp 5 juta = Rp 15 juta.
Lalu, porsi tabungan kamu setiap bulannya misal Rp 1 juta, maka kamu perlu menabung selama:
Rp 15 juta / Rp 1 juta = 15 bulan.
Setelah dana darurat ini terpenuhi, di bulan ke-16 kamu bisa mulai menentukan tujuan baru dalam menabung. Misalnya mulai menabung untuk Dana Pendidikan, Dana Pensiun, dsb.
#. PORSI HUTANG. Ini sudah termasuk semua jenis hutang, hutang produktif seperti KPR maupun hutang konsumtif.
#. PORSI PENGELUARAN (KEBUTUHAN HIDUP). Kenali kebutuhan utama keluarga kamu, jangan mudah tergoda untuk membeli/mengkonsumsi gaya hidup yang tidak mampu kita penuhi. Sesuaikan dengan kemampuan diri sendiri. Kenali diri & kelola emosi diri sendiri dengan baik. Jangan menilai harga diri kita dengan jumlah uang atau barang yang kita punya, karena sampai kapanpun kita tidak akan puas dengannya. Belajar untuk mencukupkan diri dan bersyukur dengan apa yang kita punya.
Jika memang harus menaikkan income, jaga keseimbangan waktu dengan keluarga. Tidak segala sesuatu itu diukur dengan Uang, dan masih ada waktu berharga yang lebih berarti untuk diusahakan demi masa depan yang lebih baik. 🙂
Selamat mencoba & terus berharap kepada Tuhan, bukan Uang!
Regards,
Wulan Siahaan, MA, CFP.
(IG: @wulansiahaan_marbun)